Dialog Verbatim - Contoh dialog verbatim Ketrampilan Komunikasi Konselor sengaja saya publish untuk memudahkan bagi kalian cara bagaimana cara membuat dialog verbatim dengan baik dan benar (meskipun contoh dialog verbatim ini masih jauh dari kategori baik dan benar).
Dialog verbatim ini dikhususkan bagi Anda yang duduk di bangku kuliah prodi atau jurusan bimbingan dan konseling (BK) untuk memperdalam lebih jauh lagi mengenai ketrampilan komunikasi Konselor dan bagaimana cara melakukan praktek konseling individual bagi kalian yang ingin menjadi seorang konselor yang proffesional.
Contoh Dialog Verbatim Bimbingan dan Konseling
Berikut adalah contoh dialog verbatim dari keterampilan komunikasi konselor yang bisa Anda jadikan contoh untuk tugas mata kuliah bimbingan konseling kalian :
I. Identifikasi Masalah
|
|
A1. Identitas Klien
|
|
Nama Lengkap
Kelas/Semester
Tempat Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
Agama
Alamat Rumah
Telpon Rumah / HandPhone
Jenis Golongan Darah
Berat Badan
Tinggi Badan
Anak ke
Dari
Hobi
Kegiatan Ekstrakulikuler
Kegiatan di Rumah
|
Akhibus Sajidin
Semester 2
Jepara, 05 Desember 1990
Laki-laki
Islam
Kedungmalang, Kecamatan Kedung, Jepara
0856 551 66 935
O
45 Kg
160 cm
3 (Tiga)
4 (Empat) Bersaudara
Menulis
Melatih PMR, Kesenian, Pramuka,
Membantu Orangtua
|
A.2 Identitas Orangtua
|
|
Nama Ayah
Pekerjaan
Suku
Pendidikan
Alamat Rumah
Nama Ibu
Pekerjaan
Alamat Rumah
|
Arifin
Nelayan
Jawa
SD/MI
Kedungmalang, Kec. Kedung, Kab. Jepara
Sholikha
Kuli
Kedungmalang, Kec. Kedung, Kab. Jepara
|
B. Sumber diperolehnya Masalah
|
Dari Klien dan Sahabat dekat klien, dan juga orang tua klien
|
C. Diskripsi Masalah
|
|
1.
Masalah
|
Arman adalah salah satu mahasiswa semester dua STAI Attanwir Talun
yang datang untuk menemui seorang konselor. Arman mempunyai masalah dalam
kuliahnya, yaitu tidak cocok dengan bidang kuliah yang ia dalami.
|
2.
Akademik
|
Dari akademik dari tingkat SMA-nya pernah juara Pidato Bahasa
Indonesia se-MA Islamiyah Attanwir
|
3.
Keadaan Fisik
|
Tinggi dan atletis
|
4.
Keadaan Keluarga
|
Harmonis antara orangtua, dan keluarga
|
5. Kepribadian
|
Pendiam
|
II. SINTESA
|
|
A.
Metode Pengumpulan Data
|
Wawancara, observasi dan Dokumentasi
|
B.
Diagnosis
|
Melihat dari permasalahan yang dihadapi oleh Arman perkiraan
penyebabnya adalah :
1.
Pilihan yang menurut
arman tidak sesuai
2.
Merasa malas dengan apa
yang dijalani
|
C.
Prognosis
|
Setelah mengidentifikasi masalah yang terjadi pada saudari Arman,
maka yang perlu dilakukan adalah berusaha untuk merubah cara/pola pikir Arman
dengan bantuan layanan konseling Individual dan menggunakan pendekatan
eksistensial-humanistik, Hal ini dilatar belakangi agar klien dapat:
·
Memahami keterbatasan dan
memaksimalkan kesadaran diri
·
Menghapus
penghambat-penghambat aktualisasi potensi pribadi
·
Bebas dan bertanggung
jawab atas arah kehidupanya sendiri
·
Menemukan kebebasan
memilih dengan kesadaran diri
|
3.
Dialog Verbatim
|
|
· Tahap Pengembangan Hubungan
|
|
Penerimaan Konselor (Attending
Skill)
|
|
Klien
|
Konselor
|
Assalamualaikum Wr. Wb.. (mengetuk pintu)
|
Waalaikum Salam Wr. Wb. ayok mari mas silahkan masuk dipakai saja
sepatunya...!!! (mempersilahkan masuk)
|
Iya Pak...!!! (dengan wajah menunduk dan berjabat tangan)
|
Lha kenapa berdiri mas? Ayok silahkan duduk..!!! (mempersilahkan
duduk)
|
Iya Pak...Terima Kasih
|
Ada apa yah Mas? (Keterampilan bertanya)
|
Emmmmm......!!! (diam)
|
Ya sudah...Coba Mas tarik Nafas dulu, terus keluarkan
pelan-pelan..!!! (memberikan kenyamanan pada klien)
|
Hhhhhhzzzz......haaaahhhhh...(tarik nafas)
|
Gimana Mas? Sudah agak lega kan? Bapak juga suka melakukan hal itu
kok.!!
|
Alhamdulillah...Lumayan pak. (klien malu-malu dan agak takut)
|
Jangan takut..!!! Anggap saja bapak ini saudara Mas sendiri..!! Oh ya
saya lupa, nama bapak Darman, Kalau adik siapa? (berjabat tangan)
|
Saya AkhibPak..! (masih berjabat tangan) Saya Arman Pak..! (masih
berjabat tangan)
|
Ohh iya saya panggil adik saja yah? (tersenyum)
|
Iya Pak hampir sama..Hehehe. (tersenyum)
|
Kayaknya ada sesuatu yang pingin adik ungkapkan? Oh iya, sebelumnya
adik pernah melakukan konseling belum? (structuring)
|
Belum Pak..! (wajah menengadah)
|
Adik tahu apa itu konseling? (structuring)
|
Kata temen-temen saya kalau datang kesini semua masalah bisa
terselesaikan Pak. Bener gak Pak? (wajah diangkat)
|
Konseling itu membantu permasalahan individu dalam menyelesaikan
masalahnya, adik punya masalah, saya sebagai konselor membantu adik untuk
pencapaian masalah yang ingin diselesaikan. Jadi adik di sini jangan takut
untuk mengungkapkan semua unek-unek adik kepada Bapak..!!! (structuring)
|
Iya Pak...(malu-malu)
|
-
|
· Tahap Identifikasi Masalah
|
|
Ketrampilan Mendengarkan
|
|
Konselor
|
Klien
|
Kayaknya ada beban dalam diri adik yah..? (Refleksi)
|
Emmmm....Kira-kira nanti saya jadi apa yah pak? (wajah bingung)
|
Lho....Kok jadi apa? (keterampilan bertanya)
|
Saya merasa tidak cocok pak dengan jurusan kuliah ini, saya ingin
keluar saja pak...(wajah murung)
|
Memang kenapa dengan jurusan adik sekarang? (keterampilan bertanya)
|
Tidak sesuai cita-cita yang saya harapkan pak..!! (wajah sedih)
|
Empati Skill
|
|
Konselor
|
Klien
|
Iya bapak ngerti apa yang adik rasakan sekarang, pasti adik merasa
bingung Kan? (empati)
|
Iya Pak... Kenapa semua ini terjadi padaku? (bingung)
|
Ketrampilan Refleksi
|
|
Konselor
|
Klien
|
Kayaknya tidak sesuai dengan adik yang rencanakan sebelumnya yah?
(parafase)
|
Iya Pak... Sirna sudah harapanku (sedih)
|
Ketrampilan Eksplorasi
|
|
Konselor
|
Klien
|
Terus kenapa adik tidak masuk jurusan sesuai dengan keinginan adik?
(klarifikasi)
|
Mungkin ini KARMA kali pak? (wajah murung)
|
Jurusan yang adik suka apa? (bertanya terbuka)
|
Pokoknya yang berbau hukum pak...!!!
|
Ketrampilan Bertanya
|
|
Konselor
|
Klien
|
Kenapa adik suka hukum? Ada yang menarik dengan jurusan yang adik
suka? (bertanya terbuka)
|
Males pak sana-sini dengar hukum tidak jelas kemana arahnya, yang
salah tidak diberikan hukumnya, yang tidak salah malah dihukum. (Marah)
|
Ketrampilan Menangkap Pesan
|
|
Konselor
|
Klien
|
Jadi adik tidak terima yah dengan hukum yang berjalan sekarang, terus
adik pingin gantikan posisi penegak hukum yang berbuat tidak benar gitu ya?
(tersenyum)
|
Banget Pak, Masak kemarin ada anak yang mencuri sandal divonis
kurungan penjara 5 tahun sementara para koruptor dipenjara masih bisa sempat
jalan-jalan liburan ke Bali dan Luar Negeri. Mau jadi apa bangsa ini? Mau tak
jebloskan sekalian itu penegak hukumnya, tapi semuanya sirna pak, kenapa juga
saya harus kesini? (kesal)
|
Ketrampilan Memberikan Dorongan
|
|
Konselor
|
Klien
|
Niat adik bagus, punya jiwa Patriotisme, punya niatan yang mulia,
Indonesia tentu bangga punya pemuda seperti adik ini. (menepuk pundak)
|
Klien : Iya Pak...Tapi
percuma semua ini. Hidupku tidak artinya sekarang. (wajah Murung)
|
· Tahap Pertengahan
|
|
Ketrampilan Menyimpulkan Semantara
|
|
Konselor
|
Klien
|
Intinya dengan jurusan adik yang jalankan sekarang ini tidak cocok
yah? Terus ada yang tidak buat semua terlaksana yah? (tersenyum
{menyimpulkan})
|
Iya Pak mereka gak tahu, apa kalau masuk di jurusan hukum prospeknya akan
cerah? Pasti banyak uang juga pak, itu pastinya buat mereka juga. (masih
dalam keadaan marah)
|
Ketrampilan Memimpin
|
|
Konselor
|
Klien
|
Adik juga bisa kan belajar hukum di luar kampus? (tersenyum
{memimpin})
|
Iya pak... Tapi kan gak sama dan terlanjur drop pak. (murung lagi)
|
· Tahap Pemilihan Teknik / Strategi
|
|
Ketrampilan Memfokuskan
|
|
Konselor
|
Klien
|
Kira-kira harapan orang tua adik apa sih sebanarnya? (menatap klien
{memfokuskan})
|
Orang tua ingin aku sekolah dekat-dekat Pak, terutama berbau
pesantren. (bernafas dalam dengan nada rendah)
|
Ketrampilan Konfrontasi
|
|
Konselor
|
Klien
|
Boleh saya tahu, apa yang sering orang tua adik katakan kepadamu?
(tersenyum {konfrontasi})
|
Tidak tahu pak, bisanya mereka bisanya cuma ngatur saja. (kesal)
|
Lha emang apa yang mereka katakan? (refleksi)
|
Cerewet Pak lah mereka. (kesal)
|
Ketrampilan Menjernihkan
|
|
Konselor
|
Klien
|
Apa sih yang sekarang membuat adik rugi akibat mereka? (menjernihkan)
|
Gak juga sih pak, tapi prinsip saya, saya orangnya tidak suka diatur,
saya sudah mandiri. (wajah diangkat)
|
Ketrampilan Memudahkan
|
|
Konselor
|
Klien
|
Bapak sangat menghargai adik karena mau bercerita banyak ke bapak,
alangkah baiknya apa sih yang adik rasakan atau apa yang adik harapkan?
(memudahkan)
|
Saya benci dengan apa yang saya hadapi sekarang pak. Saya benar-benar
tidak suka diatur, emang saya anak kecil apa? (sedih dan marah)
|
Ketrampilan Mengarahkan
|
|
Konselor
|
Klien
|
Memang apa yang dulu orang tuamu sih dek? (mengarahkan)
|
Begini pak, mereka berkata "Nak, Kuliah di dekat-dekat saja,
yang penting kamu serius itu sama saja kan? Bapak Ibu pingin kamu ngerti soal
agama dulu, baru yang lain bisa nyusul nak". Padahal saya juga kan gak
mau merepotkan mereka pak. Saya bisa kerja apa saja kok pak. (Klien
mempraktekan)
|
Ketrampilan Sailing / Diam
|
|
Konselor
|
Klien
|
.................(Diam)
|
-
|
Ketrampilan Mengambil Inisiatif
|
|
Konselor
|
Klien
|
Bagaimana jikalau adik udah kuliah jurusan hukum di luar kota
sedangkan adek disana kesulitan untuk cari kerja? Terus orang tua tidak mampu
membiayai adik untuk kuliah di sana, apa yang adik lakukan? (mengambil
Inisiatif)
|
Emmmmmmmmm..........(diam dan berfikir)
|
Ketrampilan Memberi Nasehat
|
|
Konselor
|
Klien
|
Kamu beruntung dik, punya orang tua yang ngertiin adik, kamulah
harapan mereka..!!! Mereka berfikir bagaimana jika mereka meninggalkan kamu?
(Memberi Nasehat)
|
Iya Pak saya merasa salah dengan kelakuan saya yang seperti ini
dengan mereka. (menyadari kesalahan dan bersikap malu-malu)
|
Banyak dik di luar sana yang tidak
seberuntung dengan adik. (memuji) Banyak dik di luar sana yang tidak
seberuntung dengan adik. (memuji)
|
Iya pak, Sahabat-sahabat saya juga sering menasihati saya seperti
bapak katakan, tapi jarang saya dengarkan, Yaa Allah aku merasa bersalah
sekali pak dengan orang tua dan semuanya. (merasa bersalah)
|
Ketrampilan Menafsirkan /
Interpretasi
|
|
Konselor
|
Klien
|
Ya sudah alangkah baiknya adik minta maaf..!!! (Menafsirkan atau
Interpretasi)
|
Iya Pak, aku beruntung punya orang tua dan sahabat yang
memperhatikanku. (wajah mulai diangkat)
|
· Tahap Evaluasi
|
|
Ketrampilan Menyimpulkan
|
|
Apa kasusnya ?
|
Terlalu menyalahkan yang terjadi
|
Apa masalahnya?
|
Tidak suka dengan Jurusannya, karena tidak disukai
|
Apa penyebabnya?
|
Orang tua ingin anaknya kuliah yang dekat, terutama berbau pesantren
|
Strategi yang digunaka?
|
Pendekatan Humanistik
|
Ketrampilan Merencanakan
|
|
Konselor
|
Klien
|
Terus apa rencana adik selanjutnya? (Merencanakan)
|
Aku ingin giat dengan semangat membara lagi pak, toh jurusan ini
membantu orang lain juga meluruskan orang yang salah di jalannya sama halnya
dengan bidang hukum. (dengan semangat membara)
|
Ketrampilan Menilai
|
|
Ya sudah. Tapi bapak punya masukan untuk adik "Anggaplah semua
yang adik lakukan sebagai sebuah tanggung jawab yang besar bagi adik"
Siap..!!! (menilai)
|
Siap Pak..!!! Aku akan menjadi yang terbaik untuk semuanya terutama
untuk orang tuaku. (bernafas lega)
|
Ketrampilan Mengakhiri
|
|
Konselor
|
Klien
|
Ya sudah kayaknya sudah sangat sore ini dik, belum sholat Ashar kan?
(time limit)
|
Iya pak belum. Aku juga jarang sholat pak, mungkin aku sudah semakin
jauh dengan Allah. Aku pingin berubah pak..!!! (Wajah diangkat)
|
Kalau Adik butuh bimbingan lagi bisa datang kesini lagi, kapan saja
kalau adik mau...!!! (memberikan rasa nyaman)
|
OK...Pak..(tesenyum)
|
OK...lakukan yang terbaik..!!! (masih berjabat tangn)
|
Siap laksanakan pak...!!! Assalamualaikum..(berdiri)
|
Waalaikum Salam Wr. Wb. Salam buat keluarga yah dik...!!! (salam)
|
Iya Pak...Makasih banyak Pak. Mari Pak...!! (berjabat tangan)
|
Iya Mari....(berjalan keluar ruangan)
|
Penutup Makalah Dialog Verbatim Ketrampilan Komunikasi Konselor
A. KesimpulanManusia tidak luput dari permasalahan, memang sudah tabiat manusia hidup selalu dijalankan dengan sebuah masalah, masalah bukan diartikan sebagai proses gangguan hidup, tapi masalah membuat manusia lebih berfikir dewasa dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Seperti halnya dengan Arman yang selalu tidak puas dengan jurusan kuliah yang ia pelajari, hal ini membuat Arman merasa tidak bersemangat dalam belajarnya.
Dengan pendekatan-pendekatan teori konseling yang diberikan konselor seakan membawa klien lebih sadar akan tanggung jawab seorang individu terhadap permasalahannya, dan seorang konselor mampu mempraktekan pendekatan teori konseling dalam menangani praktek dengan seorang klien supaya individu mampu memunculkan potensi-potensi dan rasa tanggung jawab dalam dirinya untuk mengarah ke kehidupan yang lebih baik. Semoga makalah sedikit ini menjadikan kami agar giat belajar untuk menjadi konselor yang berguna dan terus mengabdi bagi masyarakat, bangsa dan negara. Amin.
Karena masih minimnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki dalam bidang Bimbingan dan konseling, tentunya masih banyak kesalahan-kesalahan kata-kata dan pendekatan-pendekatan teknik konseling yang tidak tepat baik yang kami sengaja maupun tidak kami sengaja dalam pembuatan makalah ini.
Saran dan kritik dari dosen khususnya dan dari pembaca umumnya sangat kami perlukan demi keindahan dan rasa tanggung jawab kami sebagai seorang mahasiswa di bidang bimbingan dan konseling selalu haus akan menggali ilmu Bimbingan dan Konseling Islam kedepannya. Amin.
Saran dan kritik dari dosen khususnya dan dari pembaca umumnya sangat kami perlukan demi keindahan dan rasa tanggung jawab kami sebagai seorang mahasiswa di bidang bimbingan dan konseling selalu haus akan menggali ilmu Bimbingan dan Konseling Islam kedepannya. Amin.
Nah, demikian contoh dialog verbatim Ketrampilan Komunikasi Konselor yang sudah Anda ketahui dan pelajari bersama, bagaimana sudah Anda inspirasi untuk membuat dialog verbatim buat tugas mata kuliah bimbingan konseling kalian? Jangan lupa sebelum menutup laman ini, saya sangat berharap tinggalkan komentar disini demi perbaikan makalah sederhana ini yang jauh dari kategori sempurna.
makasih..
ReplyDeletejadi dapat inspirasi buat paraktek konseling individual nnti..0_0
Terimakasih Atas Kunjungannya
ReplyDelete