GETIR CINTA RAUNGAN MOTOR

Sebuah Cerpen
Oleh : Akhibus Sajidin

Langit kini telah menjadi cahaya kebiruan setelah seharian tertutup gumpalan awan hitam yang meneteskan bulir-bulir hujan sebagai Rahmat dan KaruniaNya kepada penduduk bumi. Matahari mulai senyum-senyum kembali setelah dihinggapi rasa was-was dengan datangnya gumpalan awan hitam yang akan menutupi cahaya ke seluruh penjuru alam. Aku masih saja berkutat dengan layar laptopku dengan sesekali mengecek-ngecek facebook sembari nikmati lagu "Hujan Turun"-nya Sheila On7 yang menjadi lagu Favoritku, memang Eros kalau membuat lagu tak pernah kehabisan kata-kata indah dan makna cinta yang sangat mendalam, semakin menginspirasi lika-liku perjalanan di kilometer 3 yang di dalamnya ada namanya "CINTA".

Yaaa,, Aku jatuh cinta,, Sungguh aku jatuh cinta kepada bidadari ciptaan Tuhan yang begitu "Termuah" di hati ini saat pertemuan tak terduga suara raungan itu. Entah cinta ini membuatku sedikit radak Gila bin Sinting bin Kriting tidak rebonding. Dikatakan gila kok aku masih waras, tapi dikatakan sinting sebenarnya aku mengidap penyakit gila stadium akut. Katakan sesukamu dech, aku Ikhlas yang penting jangan sampai ketularan, Hihihihi

Aku jatuh cinta pada PP bukan "Pertolongan Pertama" di waktu kegiatan Extra-Kul PMR dulu atawa jangan salah diartikan Satpol-PP kami tidak mau menggusur rumah jangkrik anda. tapi PP maksudnya adalah Pandangan Pertama seperti lagunya Nirina Zubir ama Kaka Slank begini bunyinya (Pandangan Pertama Awal Aku Berjumpa, sungguh tak kusangka dan tak pernah ku kira)

Pandangan pertama yang begitu menggumuruhkan Rasa dan Asa. Laksana peperangan Bangsa Athena dan Yunani kuno yang mengharapkan kemenangan sejati, dan aku disini mengharapkan Cinta Sejati (Cieeee). Sejak pertama kali aku  menapakkan kaki ke rumahnya setelah habis konsultasi ke Ibu Dosen Retno tentang tugas yang diberikan waktu jam kuliahnya yang membingungkan kami (Maklum. Mahasiswa Cupu "Culun Punya") kami tidak lupa menyempatkan waktu untuk hanya sekedar silaturrahim ke Kakaknya yang kenetulan sebangku kuliah dengan kami, lagian rumahnya juga tidak jauh, hanya beberapa centi-meter dari rumah bu Dosen, Al hasil kami menemukan kakaknya untuk kami culik (ugak ding) tapi untuk kami temui, nah akhirnya setelah main petak umpet seharian kami mencoba mencarinya "dimana kakaknya berada....yahhh" Seandainya Dora The Explorer hadir menemani kami, pasti kami tak akan tersesat, tapi kami tidak butuh bantuan Dora kami hanya Butuh Peta (sama saja, pe'aaaaakk)...

Kami, Aku, Abdul, Irwan dan Zacky dipersilahkan masuk layaknya seorang tamu kehormatan dari keraton, keraton disini bukan sejenis nama kerajaan tapi sebuah singkatan dari "Kera Tontonan" karena kami memang suka nonton topeng monyet, dan iseng-iseng menyelidiki  teori evolusinya darwin yang menyatakan bahwa manusia itu bermula dari kera. Nah ini keranya lagi pada membaca, Tepuk tangan anak-anak.. Hadech. Kami duduk dan menikmati suguhan kopi 19 kali udekannya kang Arif yang agak pahit tapi manis kayak yang buat (Namanya juga Kopi, kalo Wedang Jahe dan Gepyook rasanya beda lagi, doodoool). Disela-sela obrolan kami dari jarak radius 15 meter terdengar deru suara mesin motor yang masih meraung-raung (Rooongg,,, Rooongg...) Tak lama kemudian suara itu semakin mendekat dan mendekat ternyata bukan suara motor yang tadi aku dengar melainkan ada suara lain yang mengganggu konsentrasi pendengaranku tak lain dan tak bukan adalah suara kentut dari seseorang yang sengaja dibomkan disebelahku (Maaf Aib, Penyensoran).

Suara raungan motor tadi berjalan pelan memasuki rumah untuk diparkirkan. Dan apa yang terjadi saodara-saodara.......

Eng - Ing - Eng. . . . . . .

Brum.... brumm... brummm....

Ternyata seorang Bidadari dari kayangan Api yang sengaja diturunkan Tuhan dengan semua rencanaNya yang sungguh mempesona. Jantungku berdegup Kencang, mataku merem melek, dan kupegang mataku "Alhamdulillah kok masih utuh,) aku takut kalo terlepas karena  lupa bawa lem "G" kalo sewaktu-waktu mata dan organ-organ lainnya terlepas dari tempatnya bisa langsung ditempelkam kembali,

Bidadari yang Cantik, paras wajah yang aduhai, tinggi badan yang semampai dengan mancung hidung yang menambah kesempurnaan. Perfect banget dech pokoknya, dengan busana balutan Jubah hitam yang dikenakan langsung masuk ke dalam ruangan rumahnya. kalo you,,you pada lihat pasti pada ngileerrr (ihhh jijik) Dalam hati kecilku bertanya-tanya "Siapa Gerangankah dia?"

"Subhanallah" Irwan mulai terbelalak matanya kemana-mana

"Sopo iku kang (Siapa dia kang)?" tukasku

"Dia manusia" Jawab Kang Arif dengan entengnya tanpa beban menjawabnya

"Yang Ngomongin Jin siapa? Zacky membantah

"Dia adikku" Kang Arif Jujur dengan wajah Lusut mungkin karena paksa

"Allah yaa Kariim" dalam hatiku berkata
"Adikmu Kang??" Irwan menyela
"Iyoo Mosok adikmu?"
"hehehehe,,,"
 "Kelas berapa kang? si Abdul mulai angkat bicara
"dia Mondok di pesantren"
"Allahu Akbar"" Nyaliku mulai menciut drastis, seperti balon yang baru kempes terbang tak tentu arah. "Fiuh"

Hatiku mulai berontak tak karuan, mendengar omongan kang Arif tadi kalo dia lagi belajar di pondok yang sangat masyhur Propinsi Jawa Timur tersebut. Wah Mentalku mulai terombang-ambing seperti ombak yang tersapu angin dari barat, kadang tenang, kadang-kadang diam. kadang-kadang beriak, (maaf saya pilek) Aku mulai menghayal seperti orang gila.

"Jika memang aku mendapatkan dia, tentunya yang saya harus siap-siap aku hadapi  yaitu  akan diajak debat masalah Fiqih tentang Thoharoh, atawa Ngikrob Nahwu "Utawi iku Utowo" atawa mengajak Nasrif Ilmu Shorof  "Fa'ala, Yaf'ulu sampai fukul-fukulan, aduh padahal aku tidak pandai sekali masalah ilmu dunia kitab kuning tersebut, aku cuma pandai dalam___________apa yah,,? tidak ada pandainya sama sekali ding, tapi terlepas itu semua aku masih memujanya dalam lamunanku dia Cantik Laksana Bidadari dari Biru Langit yang diturunkan kepada seseorang yang sangat beruntung dan orang yang beruntung adalah....................orang yang sabar dalam mendapatkan hati seorang bidadari tersebut"

Kang Arif kembali menawarkan kepada kami untuk meminum kopi 19 udekan buatannya sebagai penahan lapar kalo dijalan terjadi apa-apa,  dan kami segera angkat kaki setelah kopi itu kami ciderai satu persatu. Irwan masih sibuk makan terlihat mulutnya penuh dengan roti suguhannya kang Arif  'Tonggooo akooo... joongooon kooo tonggol" Bersambung


***********

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "GETIR CINTA RAUNGAN MOTOR"

Post a Comment